Jumat, 15 Juli 2011

Masih mau membuang waktu???

Suatu hal yang sering kita dengar & kita baca adalah tentang waktu. Tak jarang manusia menyia-nyiakan kesempatan baik ( dalam ukuran kebenaran ) yang telah ada di depan mata dan baru menyesal setelah kesempatan itu benar-benar hilang dari depannya. Kadang kita perlu berhati-hati dalam menentukan pilihan kecil yang terjadi. Kecil itu bukan berarti punya efek kecil tapi jika kita melihat frekuensinya bisa manjadi hal besar lewat kebiasaan / seringnya hal itu dilakukan. Misalnya , seseorang yang membiasakan diri bermalas-malasan untuk bangun pagi ,kelihatannya masalah ini sepele dan tidak berdampak apa-apa. Tapi dia akan mendapat masalah besar dengan kebiasaanya itu ketika suatu saat,dalam keadaan tanpa kesiapan,diharuskan berangkat memenuhi kewajiban yang menyangkut kehidupnya, pada pukul 6 pagi. Bisa jadi itu merupakan kegagalan dari sesuatu yang kita inginkan. Ternyata Hadis Rasulullah yang berisi tenteng "5 perkara sebelum 5 perkara" itu sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan kita sebenarnya baik di dunia terlebih kehidupan abadi kita selanjutnya. Kita sangat perlu memperhatikan dan mengaplikasikan hadis itu dalam kehidupan sehari-hari semampu kita. Sebisa mungkin masalah waktu adalah menjadi prioritas untuk pemikiran kita. Jika kita terbiasa memikirkan ke-efektifkan waktu maka jangan kawatir akan keberhasilan. Karena sebagian besar orang berhasil adalah karena dia bisa mengatur waktu dengan tepat. Dan banyak orang yang semakin berhasil dengan memanfaatkan tiap waktu yang berlalu dalam kehidupan sehari-harinya dengan maksimal. Sehingga muncullah slogan "Time is money" , "Time is Science", "Time is the most precious thing to get successful" dll. Banyak slogan yang mucul dalam benak seseorang sesuai dengan profesinya masing-masing. Pemikiran tentang waktu banyak diabaikan oleh kita yang masih saja "bandel"( tak mau mengerti berharganya waktu ). Padahal waktu dan kesehatan adalah 2 hal yang merupakan  kenikmatan yang paling berharga buat hidup kita yang lebih sering kita abaikan. Entah mengapa sepertinya penyakit 'malas' masih menduduki faktor utama penghalang keberhasilan kita dalam meraih tujuan hidup. Untuk meminimalkan penyakit yang masih saja kita derita selama ini ( menunda-nunda waktu ), ada bebrapa langkah yang bisa kita lakukan sebagai usaha minimal. Jika kita tak mampu bangun pagi-pagi tiap hari, kita bisa berlatih untuk bangun pagi-pagi dua kali dalam semiinggu. Kita bisa menargetkannya agar berjalan selama dua minggu Setelah berlangsung 2 minggu kita bisa meningkatkan frekuensi bangun pagi kita lagi menjadi 3 kali dalam seminggu. Jika telah berjalan selama 2 minggu atau lebih dilanjutkan sampai bisa mencapai target bangun pagi tiap hari. Kenapa saya memaparkan contoh "bangun pagi" ? Karena pagi merupakan awal dari segala aktifitas, sumber kebugaran & tempat pintu2 rizki terbuka. Kita bisa belajar banyak dari orang-orang desa daerah pegunungan yang jauh dari aktifitas perkotaan. Sebagian besar orang-orang desa lebih rajin untuk memulai aktifitas pada pagi hari setelah mereka manunaikan shalat subuh. "Semakin pagi semakin banyak rezeki" adalah slogan yang mendasari semangat mereka (silakan pembaca berpendapat dalam hal ini).
Menurut sebagian kalangan, slogan ini bukan hanya merupakan mitos yang selalu memberikan suntikan semangat untuk beraktifitas pada pagi hari, tapi memnag dalam ajaran Islam sendiri menganjurkannya. Dengan kita memulai pekerjaan pagi-pagi kita bisa mengoptimalkan stamina kita setelah dimasak ketika kita tidur. Tentu saja masih terasa segar bukan?Jika badan kita terasa segar tentunya pekerjaan kita bisa lebih optimal bukan? Itulah salah satu alasan ampuhnya waktu pagi bagi mereka. Di sisi lain sebagian masayrakat yang memulai aktifitas/ pekerjaan mereka di sore atau malam hari, sampai ada yang mennyandang gelar "kalong" ( khusus bagi orang Jawa yang bekerja malam hari & hanya punya waktu istirahat di siang harinya ). Mereka yang beraktifitas malam hari punya kelebihan keefektifan waktu sesuai pola hidup yang mereka pilih. Bukan berarti pekerja malam hari akan memiliki penghasilan lebih minim daripada pekerja pagi atau siang hari pada umumnya. Tiap waktu ada porsi rezeki masing-masing . Yang jadi pengaruh sebenarnya adalah bagaimana mereka memanfaatkan waktu seefektif mungkin, bukan pada kapan mereka melakukan pekerjaan. Hanya saja aktifitas malam akan membawa lebih banyak resiko daripada siang. Tapi ingat , semua tergantung dari bagaimana kita mengatur waktu istirahat,menjaga badan kita agar tetap sehat serta pola makan yang teratur dan sesuai kebutuhan tubuh kita. Dengan begitu ,pilihan waktu tidak akan banyak berpengaruh bagi kesehatan kita. 
Ternyata 24 jam itu bisa kita manfaatkan siang-malam jika kita mampu menguasainya. Yang perlu kita ingat adalah jangan sampai membunuh waktu, jangan sampai dikuasai oleh waktu yang kita tunda-tunda, tapi berusahalah menguasai waktu dengan menjadikannya detik-detik yang membawa manfaat dan kemajuan bagi kita.
Waah,, tak tersa sudah jauh kita melewati beberapa putaran jarum jam. Mari kita coba ingat kembali pesan junjungan besar ummat Islam : " Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu, waktu muda sebelum tuamu,manfaatkanalah waktu kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum waktu sempitmu dan hidupmu sebelum matimu. "
Oh,,ternyata semua berjudul "WAKTU, WAKTU, dan WAKTU"
Semoga coretan saya sore ini bisa mengingatkan kita kembali pada hal-hal penting yang tak jarang kita sia-siakan. By the way sudah masuk Shalat 'Ashar nih... shalat yuuuk...


~~~~~~~~~~<3>````````````````````````````````````<3>~~~~~~~~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar